Icip-Icip Makanan Kaki Lima ala Singapura di Indonesia
Hello people, i'm back! *we're back actually;D* Setelah hampir dua bulan absen dari dunia 'persilatan' karena kesibukan yang mendera *halaaaah... alasan kuno!! hehehehe* ternyata duo kriwil kangen ngoceh di blog lagi! Well, sebenarnya kalau boleh jujur masih ada beberapa kisah perjalanan kuliner Bakpao-Buncit yang belum sempat di-share di sini. Nah, mulai hari ini Bakpao-Buncit bertekad untuk mengutak-atik memori otak dan memori komputer untuk menuliskan semua yang tersisa. Lagipula sayang kan kalau dipendam, nanti bulukan dan hilang di telan waktu, Hihihihi...
Resensi yang satu ini rada jadul, kejadiannya di bulan Ramadhan, sekitar Agustus lalu. Ceritanya teman-teman gank-nya Bakpao di SMA dan kuliah berencana ngadain buka puasa bersama yang rutin digelar tiap tahun. Si Bakpao sempat kesal karena kesulitan meng-arrange waktu untuk memenuhi janji buber dengan kedua kubu itu. Karena si Bakpao anti ribet, muncullah ide untuk menyatukan buka bersama antara gank SMA dan kuliah tersebut dalam waktu yang sama. Untung Bakpao jutek, jadi teman-temannya setuju deh! Hehehehe...
Demi keadilan bersama, melihat jarak dan letak tempat tinggal, akhirnya dipilihlah PIM sebagai tempat pertemuan sore itu. Tadinya sih tempat yang dipilih Bakpao dkk bukan di Shiok! Singaporean Street Food, tapi berhubung resto sasaran awal nggak bisa di-reserve, alhasil jumlah bangku yang tersedia tidak mencukupi. Untungnya, dua orang sahabat Bakpao berhasil mengambil alih meja di Shiok! untuk 13 orang (Bakpao, Buncit, Vey, Pipit dan pacar, Adelin dan pacar, Rahma dan suami, Eno, Chia, Danti, Ade) sebelum waktu berbuka datang.
Ohya, meskipun sudah sering melihat dan melewati resto ini saat berada di PIM, tapi hari itu pertama kalinya loh Bakpao-Buncit makan di Shiok! Tempatnya yang mungil mengakibatkan meja yang disediakan pun nggak terlalu banyak. Mungkin hanya cukup menampung 30-40 orang (perkiraan Bakpao). Sebenarnya yang membuat nyaman adalah nuansa teras yang Bakpao tangkap saat berada di Shiok! (meski nyatanya kami sedang berada di dalam mal;p). Saat Bakpao-Buncit tiba, nggak lama kemudian adzan Maghrib berkumandang. Sekilas melihat menu, makanan yang ditawarkan bernuansa oriental. Sempat pesimis akan rasanya, tapi seperti biasa, Bakpao-Buncit nggak mau berspekulasi sebelum mencicipi;)
Setelah scene cupika-cupiki, peluk-peluk kangen dan basa-basi usai, didorong rasa lapar yang teramat-sangat, Bakpao dan sahabat-sahabat segera memesan makanan utama (Bakpao melewatkan appetizer karena yang tersedia mengandung daging-dagingan semua). Kwetiau lada hitam dan teh manis hangat menjadi pilihan Bakpao, sementara itu si Buncit memesan Nasi Goreng Bebek dan teh manis hangat. Duan jenis makanan itu juga ikut dipesan oleh beberapa sahabat Bakpao. Sedangkan menu lainnya yang dipesan adalah Nasi Ayam Kuah dan fried lumpia isi sayur plus udang cincang.
Pada suapan pertama Bakpao sudah dapat menyimpulkan rasanya, Kwetiau Lada Hitamnya tergolong gurih, tapi untuk Bakpao rasa lada hitamnya kelewat dominan, pedas menyengat di hidung dan tenggorokan. Overall rasanya so so, nggak ada yang spesial! Menurut si Buncit, rasa nasi goreng bebeknya juga biasa saja. Potongan daging bebeknya sedikit, karena itu saat tergigit dan dikunyah bersama nasi goreng si bebek nggak berhasil menunjukkan jati diri kebebekannya deh! Hehehehe... Sahabat-sahabat Bakpao pun sependapat mengenai rasa makanan yang mereka pesan.
Untuk range makanan dibandrol kurang lebih Rp. 25.000 hingga Rp. 45.000, sedangkan minumannya mulai dari Rp. 10.000 sampai Rp. 20.000. Meskipun rasa sajiannya tak sesuai harapan, tapi suasana pertemuan dengan sahabat lama memang selalu menyenangkan. Prinsip Bakpao-Buncit adalah yang terpenting bukan dimana kita menghabiskan waktu, tapi dengan siapa waktu tersebut kita habiskan. Miss u all girls!!! See you soon, hopefully!!!
Bakpao Recommendation
Tidak ada komentar:
Posting Komentar