Rabu, 12 Mei 2010

Ramen 38 Sanpachi – Cilandak Town Square

Ada 'Secuil' Jepang di Tiap Suapannya!

Sejak awal 2010, mata Bakpao sukses dibikin 'capek' oleh kicauan para penggila twitter yang melancarkan puja-puji buat Ramen 38 Sanpachi! Bukan cuma kalangan AGATA *Anak Gaul Jakarta* saja yang heboh, tapi juga kalangan selebritas! Level pedasnya yang bisa direquest sesuai kemampuan menjadi daya tarik yang dahsyat. Konon ada loh yang bisa menghabiskan ramen level 54 dengan racikan 54 buah cabai rawit plus 54 sendok bubuk cabai! Waduuuuuh...kebayang tuh mulesnya kaya apa?hehehehe.

Tapi hal itu nggak sekonyong-konyong bikin BakpaoBuncit langsung bergegas untuk beranjak nyobain makanan khas Jepang yang satu itu. Ada dua alasan, pertama, waktu itu mereka belum buka cabang terdekat dari rumah BakpaoBuncit. Kedua, karena gosip yang beredar harga ramennya mahal, hehehehehe. Akhirnya di suatu malam minggu, BakpaoBuncit yang habis karaoke-an di daerah Fatmawati mampir ke Citos untuk hunting CD. Perut kriuk-kriuk, tapi bingung mau makan dimana?

Setelah mengelilingi puluhan resto, akhirnya mata Bakpao berbinar-binar melihat sebuah papan nama dari kejauhan, bertuliskan “Ramen 38 Sanpachi”. “Ayoooo...Buncitqu, kita makan disitu aja!” teriak Bakpao histeris. Anehnya muka Buncit nggak excited, tapi berhubung Bakpao udah ngebeeeet banget nyobain ramen itu ya udah deh dengan ikhlas Buncit ngalah, nurutin keinginan Bakpao, hehehehehe.

For your info, resto ini benar-benar kaya peminat loh! Buktinya BakpaoBuncit harus rela mencantumkan nama di buku waiting list! Untung nunggunya nggak lama, cuma sekitar 10 menit langsung deh kami dapat meja. Ada yang unik dan tak terlupakan, saat melangkahkan kaki ke dalam resto terdengar kata dalam Bahasa Jepang berlafal “Irrashaimase” diteriakkan oleh beberapa pramusaji untuk menyambut kedatangan BakpaoBuncit. Selidik punya selidik, jika di-Indonesia-kan kata itu berarti “Selamat Datang”. Bakpao lumayan dibuat merinding saat mendengarnya, belum lagi ketika melihat interior resto ini, wah...Jepang banget deh!

Waktu memesan makanan biasanya menjadi saat yang mendebarkan buat duo kriwil ini, karena kalau sampai salah pilih pasti acara makan-makan BakpaoBuncit jadi berantakan! Nah...berhubung BakpaoBuncit nggak familiar dengan nama-nama dalam menu yang disodorkan, daripada sok tahu jadilah kami banyak bertanya. Untunglah para pramusaji itu memiliki product knowledge yang baik, jadi waktu ditanya secara detail mereka bisa menjelaskan dengan fasih, good...good...good!

Jujur ya, selain lapar sebenarnya Bakpao ngajak Buncit makan di sana sekalian pengin uji nyali, bisa tahan sampai level pedas yang mana nih kami berdua? Diantara menu yang ada, ternyata hanya terdapat beberapa jenis ramen yang bisa diatur tingkat kepedasannya, diantaranya adalah Jigoku Ramen dan Enma Ramen. Dalam percobaan pertama pelayan menyarankan BakpaoBuncit untuk mencoba di level aman saja, yakni dibawah sepuluh. Tapi berhubung Buncit doyan pedas, dia memberanikan diri memesan Jigoku Ramen level 10, sedangkan Bakpao memilih Enma Ramen level 7 ukuran small, sambil berkata dengan congkak, “Ah..paling juga nggak jauh beda pedasnya sama Indomie Abang Adek!”

Wajah Buncit sempat shock waktu melihat penampakan Jigoku Ramen pesanannya, kuahnya merah bangeeeeet, penuh sampai hampir beleber dari mangkuk berukuran kecil yang menjadi wadahnya. Selain berisi sayur-sayuran segar seperti jamur, pokcoy, kangkung, daun bawang, di atasnya terdapat irisan daging yang lumayan besar. Sedangkan pada Enma Ramen terdapat irisan jamur kuping, daun bawang, serta telur dengan kaldu kedelai yang gurih. Kualitas mienya memang tak terbantahkan, sangat enak, ketebalan dan kekenyalannya pas.

Suapan pertama Buncit masih bisa tersenyum congkak, tapi di suapan ke dua dan selanjutnya keringat mulai bercucuran, mata memerah, perut panas. Tiba-tiba si Buncit neyeltuk, “Aduh...ini mah kuahnya rasa cabe doang, nggak enak! Pedesnya lebih parah dari Indomie Abang Adek, panas banget tenggorokan sama perutku!”

Kontan saja Bakpao yang mendengar pengakuan jujur itu pun terbahak-bahak, karena pesanan Ramen di level 7 nyatanya sama sekali tidak menyiksa Bakpao, pedasnya pas, tidak sampai menggerus rasa gurih kaldunya, pokonya I LOVE ENMA RAMEN deh! Hehehehehe.

Alhasil, segelas es teh manis plus satu botol air mineral dingin baru berhasil menumpas kesengsaraan lidah Buncit malam itu. Harga satu mangkuk Jigoku Ramen ukuran kecil Rp. 36.000 sedangkan Enma Ramen ukuran kecil dibandrol Rp. 38.000, lumayan mahal sih jika dibandingkan dengan sizenya. Mienya terlalu sedikit dibandingkan dengan kuahnya yang melimpah ruah! Ohya, kalau ingin memesan dengan level di atas 10 dikenakan charge Rp. 1.000 tiap level berikutnya loh! *well, agak aneh sih kalau menurut Bakpao, kenapa nggak disamakan aja coba???*

Ya, kalau ditanya kesan secara keseluruhan sih Bakpao suka dengan konsep resto yang mengusung makanan tradisional Jepang ini. Apalagi rasa makanannya pun sesuai selera dan lidah Bakpao. Lain halnya dengan si Buncit, berhubung kesan pertama yang dirasakan kurang menyenangkan, katanya sih Buncit kapok buat makan di sana lagi. Hmmm...we'll see deh, BakpaoBuncit akan kembali mengisi perut di Ramen 38 Sanpachi atau nggak?

Bakpao Recommendation